KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, zat yang menciptakan dan menyempurnakan, menentukan takdir, memberikan
petunjuk dan mengajarkan manusia terhadap apa yang diketahuinya. Maha suci Allah
yang telah menciptakan iman di hati sebagai cahaya dan ketakwaan sebagai bekal,
menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan menjelaskan kepada kita tentang
pokok-pokok kesuksesan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada sang
penutup nabi dan rasul, hati yang pengasih dan penyayang, yang diutus sebagai
rahmat bagi alam. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut
setianya yang istiqomah hingga akhir zaman.
Cobaan dan rintangan, kendala dan kesulitan, penulis
dapat rasakan dalam proses penulisan makalah yang berjudul “PEMBERONTAKAN
PETANI BANTEN TAHUN 1888 M.”, akan tetapi berkat keinginan yang luhur dan
bimbingan dari beberapa pihak, penulis mampu menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis bersyukur, semoga
semua amalan yang telah dilakukan mendapat pahala yang berlipat ganda, dan
mudah – mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pada
pembaca.
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB
1 PENDAHULUAN
- Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
- Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 2
- Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………. 2
BAB
II PEMBAHASAN
- Faktor – Faktor Terjadinya Peristiwa Pemberontakan Petani Banten 1888 M. …… 3
- Jalannya Peristiwa pemberontakan Petani banten 1888 M. ……………………….. 5
BAB
III PENUTUP
- Simpulan ……………………………………………………………………………….11
|
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Banten merupakan sebuah daerah yang pernah menjadi
bagian dari provinsi Jawa barat. Namun, daerah tersebut mengalami pemekaran
pada tahun 2000 M. dan menjadi sebuah provinsi tersendiri dengan Ibukotanya
yang bernama serang.
Wilayah banten terletak diantara
5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan
105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, luas wilayah Banten adalah
9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota,
4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.
Daerah ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian
selatan dan bagian utara. Dibagian selatan yang merupakan pegunungan –
pegunungan dan penduduknya masih sedikit, dan ini didiami oleh etnis sunda,
salah satunya adalah suku badui yang tidak mau berurusan dengan urusan
kepemerintahan. Sedangkan dibagian utara yang tanahnya telah digarap dan
penduduknya lebih padat didiami oleh suku jawa.
Tanah yang subur dan luas menjadikan masyarakat
banten mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun, banyak pula yang berprofesi
sebagai pedagang, nelayan, pegawai industri. Bahkan ada pula, yang merantau ke
daerah lain, untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
|
Ditahun 1888 M. masyarakat banten melakukan
pemberontakan terhadap pemerintahan kolonial belanda dan dipimpin oleh tokoh –
tokoh dari kalangan ulama dan mayoritas anggotanya dari kalangan petani.
Perlawanan ini terjadi pada 9 juli tahun 1888, di sebabkan oleh beberapa faktor
– faktor yang terjadi di wilayah banten tersebut. Para ulama memanggil rakyat
untuk melakukan pemberontakan terhadap kolonialisme belanda dan kepada
pemerintah yang berlaku sewenang – wenang terhadap rakyat banten.
Maka
dari itu, dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas mengenai
“pemberontakan Petani Banten tahun 1888”
- Rumusan Masalah
Melihat
hal yang melatarbelakangi diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:
- Apa saja faktor – factor terjadinya peristiwa pemberontakan petani Banten tahun 1888 M. ?
- Bagaimana jalannya peristiwa pemberontakan petani banten tahun 1888 M. ?
- Tujuan Penulisan :
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah :
- Mengetahui Faktor – faktor terjadinya peristiwa pemberontakan petani banten tahun 1888 M.
-
2
BAB
II
PEMBAHASAN
- Faktor – Faktor Terjadinya Peristiwa Pemberontakan Petani Banten 1888 M.
Sebuah sejarah tidak akan terjadi, Melainkan pasti
didalamnya terdapat faktor – faktor yang menyebabkannya. Begitu pula, dengan
peristiwa pemberontakan petani Banten tahun 1888 M. menurut artikel yang
penulis baca, dapat diuraikan bahwa terdapat beberapa faktor – faktor yang
menyebabkan petani banten dan kalangan ulama melakukan pemberontakan terhadap
pemerintah. Diantaranya adalah :
- Faktor Geologis
Provinsi banten memiliki gunung berapi yang sangat aktif,
yaitu Gunung Krakatau. Gunung Krakatau yang meletus pada hari Senin, 27 Agustus
1883 M. Melenyapkan pulau dan memicu dua
tsunami, dengan tinggi 40 meter, menewaskan lebih dari 35 ribu orang dan
radiusnya terdengar lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang samudera
hindia (dari pulau rodregues dan srilanka di barat hingga samudera Australia di
timur). Dengan kejadian tersebut, desa yang mulanya makmur menjadi gersang. Dan
masyarakat mempercayai bahwasannya meletusnya Krakatau merupakan adzab dari
tuhan, karena telah membiarkan pemerintah yang kafir dan Dzalim (kolonial
belanda) tinggal di dadaerah mereka. Dengan adanya kepercayaan tersebut maka
pemuka – pemuka agama mengadakan perlawanan terhadap belanda.
- Faktor Ekonomi
|
- Kedudukan Status Sosial
Di wilayah banten, terdapat tingkatan – tingkatan
kasta atau yang biasa disebut dengan kedudukan sosial. Umumnya masyarakat
terbagi menjadi 3 tingkatan : tingkatan pertama adalah Raden yaitu keturunan
keluarga sultan, yang kedua adalah priyai yang terdiri dari kaum elit birokrasi
dan bangsawan, dan yang ketiga adalah kaum abdi yang terdiri dari petani,
buruh, pekerja (mayoritas rakyat). Hal inilah yang menimbulkan ketidak-adilan
yang terjadi diwilayah banten. Yang dimana golongan priyai dengan se-enaknya
menindas golongan abdi.
- Faktor Sosial
|
- Kebangkitan Agama
Agama merupakan sistem yang mengatur tata
kepercayaan dan peribadatan yang telah diatur oleh tuhan dan wajib dijalankan
oleh pemeluknya. Agama terbesar di banten adalah agama Islam. Di masa
Kesultanan tokoh – tokoh keagamaan sangat berpengaruh terhadap jalannya sistem
pemerintahan. Sehingga banyak diantara mereka menempati kedudukan yang
strategis dari mulai tingkat lokal hingga pusat pemerintahan. Namun, ketika
pemerintahan dikuasai oleh belanda, agama sudah tidak mempunyai hak berpolitik
dalam pemerintahan. Maka dari itu, tokoh – tokoh agama mengadakan gerakan untuk
mengendalikan kehidupan agama Islam. Tetapi hal ini, bertujuan untuk
mengerahkan orang – orang agar melakukan pemberontakan. Para haji yang
berangkat dan menetap ke Mekkah dalam beberapa tahun lamanya untuk menuntut
ilmu dan terpengaruh oleh cita – cita dan sangat berkeinginan agar terbebas
dari penjajahan. tokoh – tokoh agama menyebarkan doktrin – doktrin tersebut
kepada masyarakat melalui khutbah – khutbah di masjid dan di pesantren. Dan
mereka pula, menyebarkan dokterin – doktrin bahwasannya akan datangnya imam
yang adil. Sehingga para santri dan masyarakat sangat berambisi untuk melakukan
pemberontakan terhadap pemerintahan belanda.
- Jalannya Peristiwa pemberontakan Petani banten 1888
|
Pada bulan juli tahun 1887 M. mereka mengadakan
pertemuan yang membicarakan tentang perekrutan pengikut, karena pemberontak
mengetahui bahwa rencana mereka tidak akan berhasil apabila anggotanya sedikit.
Pada tanggal 29 September kyai – kyai banten mengadakan acara pertemuan di
rumah Haji Wasid yang terletak di Beji. Mereka mempersiapkan diri untuk
melakukan pemberontakan dengan melakukan kegiatan – kegiatan.
Pencak
silat merupakan seni bela diri tradisional yang merupakan salah satu dari
cabang olahraga yang popular di desa – desa, dimana sering diadakan
pertandingan pencak silat di bawah terang bulan. Jenis hiburan rakyat yang
tidak membahayakan ini tidak akan dicurigai oleh pemerintah. Akan tetapi dalam
waktu yang bersamaan orang – orang juga berlatih kelewang (pedang bergaya
golok). Kegiatan ini merupakan upaya untuk menutupi kegiatan yang sebenarnya
melatih para pengikut dalam melatih ilmu seni perang mereka.
Selain melakukan kegiatan- kegiatan pencak silat,
kaum pemberontak juga mengumpulkan senjata – senjata yang akan mereka gunakan
dalam rencana pemberontakan. Sebagian senjata tersebut berasal dari daerah –
daerah banten yang dibuat oleh pandai besi setempat, dan sebagian persedian
senjata gelap yang lainnya diperoleh dari tempat lain, terutama Batavia. Haji
Abdussalam ditugaskan untuk menyediakan senjata – senjata gelap yang dibantu
oleh Haji Dulgani dan haji Usman. Pengangkutan senjata – senjata gelap tersebut
terus berlangsung hingga terjadinya pemberontakan.
|
Pada tanggal 22 April 1888 M.
diadakanlah pertemuan kembali di rumah Haji Wasid. Yang pada akhir pertemuan
tersebut, ketiga ratus tamu yang datang dalam pertemuan yang dihadiri oleh kyai
dan murid – muridnya bersumpah di dalam masjid, bahwasannya: mereka akan ikut
ambil dalam perang Sabil dan mereka berjanji bahwasannya tidak akan melanggar
janji, dan bagi yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir. Selanjutnya,
mereka berjanji tidak akan membocorkan rencana kepada pihak luar.
Pada hari minggu, tanggal 8 Juli
1888 M. Kaum pemberontak mengadakan sebuah arak – arakan berpakaian putih dan
sepotong kain putih yang diikatkan di kepala mereka. Gemuruh takbir dan suara
qasidah dengan diiringi suara rebana menambah semaraknya suasana. Kemudian pada
malam harinya, barisan orang – orang bertambah besar, bersenjata golok dan
tombak yang dipimpin langsung oleh Haji Wasid dan haji Tubagus Ismail bergerak
ke arah Saneja di rumah Haji Ishak (Desa yang berbatasan dengan cilegon).
Cilegon merupakan tempat tinggal pejabat-pejabat
pamong praja, Eropa, dan pribumi, yakni asisten residen, kontrolir muda, patih,
wedana, jaksa, asisten wedana, ajun kolektor, kepala penjualan garam, dan
pejabat-pejabat lainnya dari tingkat bawah birokrasi kolonial.
|
Para
pemberontak yang berjumlah ratusan berkumpul di markas yang terletak di pasar
jombang wetan. Kemudian, Haji Wasid yang merupakan pemimpin utama dalam
pemberontakan, membagi pemberontak menjadi 3 pasukan. Pasukan pertama di pimpin
oleh Lurah Jasim yang merupakan jaro kajuruan. Pasukan kedua yang dipimpin oleh
Haji Abdul Ghani dan Haji Usman dan Pasukan ketiga dipimpin oleh Haji Tubagus
Ismail dan Haji Usman.
Haji Wasid
memerintahkan sebagian pemberontak untuk menyerbu penjara untuk membebaskan
semua tahanan, sebagian lainnya akan menyerang kepatihan, dan sebagian lainnya
pergi ke rumah asisten residen di Alun – alun cilegon.
Haji Usman dan Pasukannya menyerang
Ulric Backet yang merupakan kepala penjualan garam. Backet bersembunyi di
belakang rumahnya. Setelah kaum pemberontak menemukan backet, backet sempat
melakukan perlawanan hingga menewaskan 2 orang dari kaum pemberontak. Namun
pada akhirnya, dia dapat dibunuh.
Pasukan Haji
Tubagus Ismail menyerang rumah asisten residen yang bernama Johan Hendrik
Hubert Gubbels. Namun, mereka tidak mendapati Hendrik Huber Gubbels di
rumahnya. Karena sedang mendampingi resident untuk inspeksi ke anyer. Kaum
pemberontak bertemu dengan 2 anak Gubbels yang bernama Elly dan Dora, dan
menghabisinya dengan kejam.
Kaum pemberontak
yang dipimpin oleh Lurah Jasim pergi menuju ke penjara untuk membebaskan semua
tahanan yang terdapat di dalam penjara. Mereka berhasil memasuki penjara secara
paksa, dan segera membebaskan semua tahanan. Setelah membebaskan semua tahanan,
mereka langsung menggabungkan diri dengan kaum pemberontak.
|
Pada Saat
itu, jaksa dan Ajun Kolektor telah berhasil di tawan. Pemberontak kemudian
membawa mereka bersama wedana dan kepala penjara menuju ke markas mereka yang
berada di Jombang Wetan untuk dieksekusi. Sementara Gubbels telah pulang dari
anyer. Kaum pemberontak langsung menyergap rumah gubbels dan membunuhnya. Mayatnya
ditarik ke luar rumah dan kaum pemberontak meneriakkan sorak – sorak
kemenangan. Disini terlihat jelasnya adanya rasa kebencian rakyat terhadap
pemerintah kolonial yang bertindak sewenang – wenang terhadap mereka.
Setelah
menduduki Cilegon, Haji wasid memimpin kaum pemberontak menuju ke daerah
serang, karena serang merupakan ibukota keresidenan dan pusat dari pemerintahan
kolonial. Kaum pemberontak berniat untuk merebut serang dan membunuh para
pegawainya baik pribumi maupun kaum kolonial.
Sementara
itu, Bupati dan Kontrolir serang serta Letnan Van Ser Star membawa pasukan ke
cilegon. Dan terjadilah pertempuran di Toyomerto. Tentara berhasil memukul
mundur pemberontak dan menewaskan 9 orang dan luka – luka dari pihak
pemberontak. Hal ini- lah yang menyebabkan moral pemberontak terpatahkan,
pasukan tercerai – berai dan pemberontakan-pun mulai surut.
|
Tentara
telah menawan ratusan pemberontak. Namun pemimpin – pemimpin pemberontak belum
ditemukan. Pemerintahpun menjanjikan akan memberikan hadiah kepada siapapun
yang dapat menangkap pemimpin – pemimpin pemberontakan.
Haji Wasid
dengan 27 orang dari para pemimpin dan pengikutnya memutuskan untuk mundur ke
belantara banten selatan, mereka melakukan perjalanan melalui rute sepanjang
pantai barat. Hal ini didasarkan pada janji
yang diberikan oleh Haji marzuki bahwa dia akan kembali dengan kiai
Abdul karim dan haji terkemuka lainnya dan akan menggabungkan diri dalam perjuangan,
apabila mereka dapat melanjutkan jihad selama setahun lagi. Namun, pemimpin –
pemimpin lain, seperti Haji Madani, Haji Jahli, dan Agus Suradikana, menolak
untuk ikut ke banten selatan dan memutuskan untuk memisahkan diri.
Haji Wasid
dan para pemimpin serta pengikutnya terus melanjutkan perjalanan kearah selatan
banten. Namun, pada tanggal 30 Juli tentara kolonial melakukan ekspedidi dan
mengakhiri pelarian mereka di daerah sumur. Terjadi pertempuran diantara
pemberontak dan tentara kolonial. Kaum pemberontak terus melakukan perlawanan
walaupun pada akhirnya mereka dapat dilumpuhkan. Tentara membawa mayat mereka
yang diidentifikasi sebagai Haji
Wasid, Haji Tubagus Ismail, Haji Abdulgani, dan Haji Usman. Dua mayat jatuh ke
sungai dan dinyatakan hilang meski kemudian satu mayat ditemukan. Dan pemimpin
– pemimpin pemberontak pergi melarikan diri. Berakhirlah pemberontakan Petani
di Banten Tahun 1888 M.
|
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Rakyat Banten melakukan
pemberontakan pada tahun 1888 M. disebabkan oleh faktor - faktor yang memaksa
mereka melakukan pemberontakan. Seperti Faktor geologis, yaitu meletusnya Gunung
Krakatau di tahun 1883 M. Faktor ekonomi, yaitu Persengketaan tanah Negara,
Adanya kedudukan sosial. Faktor sosial, yaitu adanya pembegalan, penyamun dan
perampok, dan Bangkitnya keagamaan.
Rencana
– rencana pemberontakan disusun secara matang oleh kaum pemberontak, seperti
mengumpulkan senjata, melakukan kegiatan pencak silat dan merekrut anggota
pemberontakan. Pada tanggal 22 April 1888 M. pemimpin pemberontak dan
pengikutnya bersumpah di Masjid. Pada tanggal 8 Juli 1888 M. kaum pemberontak
melaksanakan arak – arakan di cilegon. Pada tanggal 9 Juli 1888 M.
pemberontakan dimulai. dengan Haji Wasid sebagai Pemimpin tertinggi
pemberontakan. Pada awalnya kaum pemberontak dapat menguasai cilegon. Namun,
kaum kolonialis datang dari Batavia menuju ke Banten untuk meredakan
pemberontakan tersebut. terjadilah pertempuran diantara kedua belah pihak. Dan
kaum pemberontak akhirnya dapat dilumpuhkan.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Historia, Makalah
Sejarah populer Pertama di Indonesia , http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888, akses 02/08/September 2017.
Masyrifah, Ainun. Makalah
pemberontakan Petani Banten 1888, http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888, akses 03/08/September 2017.
0 komentar:
Posting Komentar