Blogger templates

Jumat, 20 Oktober 2017

Pemberontakan Petani Banten 1888


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
            Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, zat yang menciptakan dan menyempurnakan, menentukan takdir, memberikan petunjuk dan mengajarkan manusia terhadap apa yang diketahuinya. Maha suci Allah yang telah menciptakan iman di hati sebagai cahaya dan ketakwaan sebagai bekal, menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan menjelaskan kepada kita tentang pokok-pokok kesuksesan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada sang penutup nabi dan rasul, hati yang pengasih dan penyayang, yang diutus sebagai rahmat bagi alam. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut setianya yang istiqomah hingga akhir zaman.
Cobaan dan rintangan, kendala dan kesulitan, penulis dapat rasakan dalam proses penulisan makalah yang berjudul “PEMBERONTAKAN PETANI BANTEN TAHUN 1888 M.”, akan tetapi berkat keinginan yang luhur dan bimbingan dari beberapa pihak, penulis mampu menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis bersyukur, semoga semua amalan yang telah dilakukan mendapat pahala yang berlipat ganda, dan mudah – mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pada pembaca.






 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
  2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 2
  3. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
  1. Faktor – Faktor Terjadinya Peristiwa Pemberontakan Petani Banten 1888 M. …… 3
  2. Jalannya Peristiwa pemberontakan Petani banten 1888 M. ……………………….. 5
BAB III PENUTUP
  1. Simpulan ……………………………………………………………………………….11








 
 
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Banten merupakan sebuah daerah yang pernah menjadi bagian dari provinsi Jawa barat. Namun, daerah tersebut mengalami pemekaran pada tahun 2000 M. dan menjadi sebuah provinsi tersendiri dengan Ibukotanya yang bernama serang.
Wilayah banten terletak diantara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.
Daerah ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian selatan dan bagian utara. Dibagian selatan yang merupakan pegunungan – pegunungan dan penduduknya masih sedikit, dan ini didiami oleh etnis sunda, salah satunya adalah suku badui yang tidak mau berurusan dengan urusan kepemerintahan. Sedangkan dibagian utara yang tanahnya telah digarap dan penduduknya lebih padat didiami oleh suku jawa.
Tanah yang subur dan luas menjadikan masyarakat banten mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun, banyak pula yang berprofesi sebagai pedagang, nelayan, pegawai industri. Bahkan ada pula, yang merantau ke daerah lain, untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
1
 
Pada awal abad ke 15 M banten menganut sistem kesultanan. Namun, sistem kesultanan ini dihapus pada tahun 1810. Oleh pemerintah kolonial belanda yang pada waktu itu dipimpin oleh jenderal William daendels (Gubernur Jenderal Hindia – Belanda) dikarenakan perlawanan masyarakat banten terhadap kedudukannya.
Ditahun 1888 M. masyarakat banten melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan kolonial belanda dan dipimpin oleh tokoh – tokoh dari kalangan ulama dan mayoritas anggotanya dari kalangan petani. Perlawanan ini terjadi pada 9 juli tahun 1888, di sebabkan oleh beberapa faktor – faktor yang terjadi di wilayah banten tersebut. Para ulama memanggil rakyat untuk melakukan pemberontakan terhadap kolonialisme belanda dan kepada pemerintah yang berlaku sewenang – wenang terhadap rakyat banten.
Maka dari itu, dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas mengenai “pemberontakan Petani Banten tahun 1888”
  1. Rumusan Masalah
Melihat hal yang melatarbelakangi diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apa saja faktor – factor  terjadinya peristiwa pemberontakan petani Banten tahun 1888 M. ?
  2. Bagaimana jalannya peristiwa pemberontakan petani banten tahun 1888 M. ?
  1. Tujuan Penulisan  :
            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui Faktor – faktor terjadinya peristiwa pemberontakan petani banten tahun 1888 M.
  2. 2
     
    Mengetahui jalannya peristiwa pemberontakan petani banten tahun 1888 M.
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Faktor – Faktor Terjadinya Peristiwa Pemberontakan Petani Banten   1888 M.
Sebuah sejarah tidak akan terjadi, Melainkan pasti didalamnya terdapat faktor – faktor yang menyebabkannya. Begitu pula, dengan peristiwa pemberontakan petani Banten tahun 1888 M. menurut artikel yang penulis baca, dapat diuraikan bahwa terdapat beberapa faktor – faktor yang menyebabkan petani banten dan kalangan ulama melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Diantaranya adalah :
  1. Faktor Geologis
Provinsi banten memiliki gunung berapi yang sangat aktif, yaitu Gunung Krakatau. Gunung Krakatau yang meletus pada hari Senin, 27 Agustus 1883 M. Melenyapkan pulau dan memicu dua tsunami, dengan tinggi 40 meter, menewaskan lebih dari 35 ribu orang dan radiusnya terdengar lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang samudera hindia (dari pulau rodregues dan srilanka di barat hingga samudera Australia di timur). Dengan kejadian tersebut, desa yang mulanya makmur menjadi gersang. Dan masyarakat mempercayai bahwasannya meletusnya Krakatau merupakan adzab dari tuhan, karena telah membiarkan pemerintah yang kafir dan Dzalim (kolonial belanda) tinggal di dadaerah mereka. Dengan adanya kepercayaan tersebut maka pemuka – pemuka agama mengadakan perlawanan terhadap belanda.
  1. Faktor Ekonomi
3
Sebelum sistem kesultanan runtuh, terdapat istilah dengan Sawah Negara. Sawah Negara adalah semua sawah yang telah dibuka atas perintah sultan atau anggota keluarga sultan yang telah dihadiahi tanah tersebut sehingga tanah tersebut menjadi miliknya. Sawah Negara yang berada di teluk – teluk banten di bagikan kepada petani – petani dengan syarat bahwa petani harus menggarapnya dan membayar upeti kepada sultan sebesar sepersepuluh dari hasil panen. Setelah sistem kesultanan dihapuskan, sawah Negara bukan-lah menjadi milik sultan ataupun anggota keluarga sultan melainkan dibagikan kepada petani yang telah menggarapnya. Namun, kaum bangsawan elite masih bersikeras untuk menarik upeti kepada petani yang menggarap tanah tersebut. sehingga terjadilah konflik diantara bangsawan elite dengan petani yang menggarap sawah tersebut.
  1. Kedudukan Status Sosial
Di wilayah banten, terdapat tingkatan – tingkatan kasta atau yang biasa disebut dengan kedudukan sosial. Umumnya masyarakat terbagi menjadi 3 tingkatan : tingkatan pertama adalah Raden yaitu keturunan keluarga sultan, yang kedua adalah priyai yang terdiri dari kaum elit birokrasi dan bangsawan, dan yang ketiga adalah kaum abdi yang terdiri dari petani, buruh, pekerja (mayoritas rakyat). Hal inilah yang menimbulkan ketidak-adilan yang terjadi diwilayah banten. Yang dimana golongan priyai dengan se-enaknya menindas golongan abdi.
  1. Faktor Sosial
4
 
Keresahan sosial dalam masyarakat banten akibat ulah yang dilakukan oleh bangsawan elite dan kolonial belanda menyebabkan banyaknya kaum pemilik tanah yang menjadi seorang perampok, pembegal sekaligus penyamun. Mereka melakukan itu semua untuk mempertahankan hak – hak mereka yang telah diambil oleh bangsawan elite dan kolonial belanda. Seringkali mereka melakukan profesi sebagai salah satu protes rakyat terhadap penindasan yang telah dilakukan oleh bangsawan elite dan kolonial belanda yang bertindak sewenang – wenang terhadap rakyat.
  1. Kebangkitan Agama
Agama merupakan sistem yang mengatur tata kepercayaan dan peribadatan yang telah diatur oleh tuhan dan wajib dijalankan oleh pemeluknya. Agama terbesar di banten adalah agama Islam. Di masa Kesultanan tokoh – tokoh keagamaan sangat berpengaruh terhadap jalannya sistem pemerintahan. Sehingga banyak diantara mereka menempati kedudukan yang strategis dari mulai tingkat lokal hingga pusat pemerintahan. Namun, ketika pemerintahan dikuasai oleh belanda, agama sudah tidak mempunyai hak berpolitik dalam pemerintahan. Maka dari itu, tokoh – tokoh agama mengadakan gerakan untuk mengendalikan kehidupan agama Islam. Tetapi hal ini, bertujuan untuk mengerahkan orang – orang agar melakukan pemberontakan. Para haji yang berangkat dan menetap ke Mekkah dalam beberapa tahun lamanya untuk menuntut ilmu dan terpengaruh oleh cita – cita dan sangat berkeinginan agar terbebas dari penjajahan. tokoh – tokoh agama menyebarkan doktrin – doktrin tersebut kepada masyarakat melalui khutbah – khutbah di masjid dan di pesantren. Dan mereka pula, menyebarkan dokterin – doktrin bahwasannya akan datangnya imam yang adil. Sehingga para santri dan masyarakat sangat berambisi untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan belanda.
  1. Jalannya Peristiwa pemberontakan Petani banten 1888
5
 
Rencana – rencana terus dibuat agar dapat berjalan dengan lancar. Untuk menjaga agar tidak diketahui oleh pemerintah. Maka, para pemimpin dan pengikutnya mengadakan acara pertemuan tidak secara terang – terangan. Mereka mengadakan pertemuan melalui acara – acara adat seperti pernikahan, sunatan, dan aqiqahan dan acara peribadahan untuk membicarakan rencana pemberontakan.
Pada bulan juli tahun 1887 M. mereka mengadakan pertemuan yang membicarakan tentang perekrutan pengikut, karena pemberontak mengetahui bahwa rencana mereka tidak akan berhasil apabila anggotanya sedikit. Pada tanggal 29 September kyai – kyai banten mengadakan acara pertemuan di rumah Haji Wasid yang terletak di Beji. Mereka mempersiapkan diri untuk melakukan pemberontakan dengan melakukan kegiatan – kegiatan.
            Pencak silat merupakan seni bela diri tradisional yang merupakan salah satu dari cabang olahraga yang popular di desa – desa, dimana sering diadakan pertandingan pencak silat di bawah terang bulan. Jenis hiburan rakyat yang tidak membahayakan ini tidak akan dicurigai oleh pemerintah. Akan tetapi dalam waktu yang bersamaan orang – orang juga berlatih kelewang (pedang bergaya golok). Kegiatan ini merupakan upaya untuk menutupi kegiatan yang sebenarnya melatih para pengikut dalam melatih ilmu seni perang mereka.
Selain melakukan kegiatan- kegiatan pencak silat, kaum pemberontak juga mengumpulkan senjata – senjata yang akan mereka gunakan dalam rencana pemberontakan. Sebagian senjata tersebut berasal dari daerah – daerah banten yang dibuat oleh pandai besi setempat, dan sebagian persedian senjata gelap yang lainnya diperoleh dari tempat lain, terutama Batavia. Haji Abdussalam ditugaskan untuk menyediakan senjata – senjata gelap yang dibantu oleh Haji Dulgani dan haji Usman. Pengangkutan senjata – senjata gelap tersebut terus berlangsung hingga terjadinya pemberontakan.
6
 
Selain melakukan kegiatan pencak silat dan juga pengumpulan senjata, Haji marjuki juga melakukan propaganda diluar banten. Beliau telah mengunjungi ulama – ulama di tangerang, bogor, priangan dan ponorogo. Kegiatan ini dilanjutkan dengan khutbah – khutbah kepada rakyat yang berisi tentang semangat jihad melawan pemerintah dan mendorong mereka untuk menggunakan jimat dan ikut serta dalam pertemuan – pertemuan keagamaan.
            Pada tanggal 22 April 1888 M. diadakanlah pertemuan kembali di rumah Haji Wasid. Yang pada akhir pertemuan tersebut, ketiga ratus tamu yang datang dalam pertemuan yang dihadiri oleh kyai dan murid – muridnya bersumpah di dalam masjid, bahwasannya: mereka akan ikut ambil dalam perang Sabil dan mereka berjanji bahwasannya tidak akan melanggar janji, dan bagi yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir. Selanjutnya, mereka berjanji tidak akan membocorkan rencana kepada pihak luar.
            Pada hari minggu, tanggal 8 Juli 1888 M. Kaum pemberontak mengadakan sebuah arak – arakan berpakaian putih dan sepotong kain putih yang diikatkan di kepala mereka. Gemuruh takbir dan suara qasidah dengan diiringi suara rebana menambah semaraknya suasana. Kemudian pada malam harinya, barisan orang – orang bertambah besar, bersenjata golok dan tombak yang dipimpin langsung oleh Haji Wasid dan haji Tubagus Ismail bergerak ke arah Saneja di rumah Haji Ishak (Desa yang berbatasan dengan cilegon). Cilegon merupakan tempat tinggal pejabat-pejabat pamong praja, Eropa, dan pribumi, yakni asisten residen, kontrolir muda, patih, wedana, jaksa, asisten wedana, ajun kolektor, kepala penjualan garam, dan pejabat-pejabat lainnya dari tingkat bawah birokrasi kolonial.
7
 
            Keesokan harinya, pada hari Senin, tanggal 9 Juli 1888 M. pemberontak pergi dari rumah Haji Ishak dan melakukan serangan pembuka. Para pemberontak menyerang rumah Henry Francois salah seorang Dumas yang merupakan juru tulis di kantor asisten residen. Henry Francois melarikan diri dan bersembunyi di rumah tetangganya yang merupakan seorang jaksa. Istri Francois mengalami luka – luka akibat serangan tersebut.
            Para pemberontak yang berjumlah ratusan berkumpul di markas yang terletak di pasar jombang wetan. Kemudian, Haji Wasid yang merupakan pemimpin utama dalam pemberontakan, membagi pemberontak menjadi 3 pasukan. Pasukan pertama di pimpin oleh Lurah Jasim yang merupakan jaro kajuruan. Pasukan kedua yang dipimpin oleh Haji Abdul Ghani dan Haji Usman dan Pasukan ketiga dipimpin oleh Haji Tubagus Ismail dan Haji Usman.
            Haji Wasid memerintahkan sebagian pemberontak untuk menyerbu penjara untuk membebaskan semua tahanan, sebagian lainnya akan menyerang kepatihan, dan sebagian lainnya pergi ke rumah asisten residen di Alun – alun cilegon.
Haji Usman dan Pasukannya menyerang Ulric Backet yang merupakan kepala penjualan garam. Backet bersembunyi di belakang rumahnya. Setelah kaum pemberontak menemukan backet, backet sempat melakukan perlawanan hingga menewaskan 2 orang dari kaum pemberontak. Namun pada akhirnya, dia dapat dibunuh.
            Pasukan Haji Tubagus Ismail menyerang rumah asisten residen yang bernama Johan Hendrik Hubert Gubbels. Namun, mereka tidak mendapati Hendrik Huber Gubbels di rumahnya. Karena sedang mendampingi resident untuk inspeksi ke anyer. Kaum pemberontak bertemu dengan 2 anak Gubbels yang bernama Elly dan Dora, dan menghabisinya dengan kejam.
            Kaum pemberontak yang dipimpin oleh Lurah Jasim pergi menuju ke penjara untuk membebaskan semua tahanan yang terdapat di dalam penjara. Mereka berhasil memasuki penjara secara paksa, dan segera membebaskan semua tahanan. Setelah membebaskan semua tahanan, mereka langsung menggabungkan diri dengan kaum pemberontak.
8
 
              Kekerasan dan Kekacauan berkecamuk di sepanjang hari itu, cilegon telah menjadi tempat pertumpahan darah antara orang – orang Islam dengan pejabat – pejabat kolonial waktu itu. Hampir semua pejabat terkemuka di cilegon menjadi orban ganasnya kaum pemberontak di masa itu.
            Pada Saat itu, jaksa dan Ajun Kolektor telah berhasil di tawan. Pemberontak kemudian membawa mereka bersama wedana dan kepala penjara menuju ke markas mereka yang berada di Jombang Wetan untuk dieksekusi. Sementara Gubbels telah pulang dari anyer. Kaum pemberontak langsung menyergap rumah gubbels dan membunuhnya. Mayatnya ditarik ke luar rumah dan kaum pemberontak meneriakkan sorak – sorak kemenangan. Disini terlihat jelasnya adanya rasa kebencian rakyat terhadap pemerintah kolonial yang bertindak sewenang – wenang terhadap mereka.
            Setelah menduduki Cilegon, Haji wasid memimpin kaum pemberontak menuju ke daerah serang, karena serang merupakan ibukota keresidenan dan pusat dari pemerintahan kolonial. Kaum pemberontak berniat untuk merebut serang dan membunuh para pegawainya baik pribumi maupun kaum kolonial.
            Sementara itu, Bupati dan Kontrolir serang serta Letnan Van Ser Star membawa pasukan ke cilegon. Dan terjadilah pertempuran di Toyomerto. Tentara berhasil memukul mundur pemberontak dan menewaskan 9 orang dan luka – luka dari pihak pemberontak. Hal ini- lah yang menyebabkan moral pemberontak terpatahkan, pasukan tercerai – berai dan pemberontakan-pun mulai surut.
9
 
            Terdengar berita di Batavia, bahwa pemberontakan telah terjadi di wilayah banten, dan serang sebagai ibukota keresidenan telah dikepung oleh 5.000 Pemberontak. Informasi yang samar – samar tersebut mengakibatkan kaum kolonial yang terdapat di Batavia mengirim pasukan dalam jumlah besar. Satu batalion mereka kirim ke banten dan mendarat di Pelabuhan Karangantu. Dalam waktu yang bersamaan, pasukan kavaleri kolonial juga sedang dalam perjalanan menuju Serang.
            Tentara telah menawan ratusan pemberontak. Namun pemimpin – pemimpin pemberontak belum ditemukan. Pemerintahpun menjanjikan akan memberikan hadiah kepada siapapun yang dapat menangkap pemimpin – pemimpin pemberontakan.
            Haji Wasid dengan 27 orang dari para pemimpin dan pengikutnya memutuskan untuk mundur ke belantara banten selatan, mereka melakukan perjalanan melalui rute sepanjang pantai barat. Hal ini didasarkan pada janji  yang diberikan oleh Haji marzuki bahwa dia akan kembali dengan kiai Abdul karim dan haji terkemuka lainnya dan akan menggabungkan diri dalam perjuangan, apabila mereka dapat melanjutkan jihad selama setahun lagi. Namun, pemimpin – pemimpin lain, seperti Haji Madani, Haji Jahli, dan Agus Suradikana, menolak untuk ikut ke banten selatan dan memutuskan untuk memisahkan diri.
            Haji Wasid dan para pemimpin serta pengikutnya terus melanjutkan perjalanan kearah selatan banten. Namun, pada tanggal 30 Juli tentara kolonial melakukan ekspedidi dan mengakhiri pelarian mereka di daerah sumur. Terjadi pertempuran diantara pemberontak dan tentara kolonial. Kaum pemberontak terus melakukan perlawanan walaupun pada akhirnya mereka dapat dilumpuhkan. Tentara membawa mayat mereka yang diidentifikasi sebagai Haji Wasid, Haji Tubagus Ismail, Haji Abdulgani, dan Haji Usman. Dua mayat jatuh ke sungai dan dinyatakan hilang meski kemudian satu mayat ditemukan. Dan pemimpin – pemimpin pemberontak pergi melarikan diri. Berakhirlah pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888 M.



10
 
 
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Rakyat Banten melakukan pemberontakan pada tahun 1888 M. disebabkan oleh faktor - faktor yang memaksa mereka melakukan pemberontakan. Seperti Faktor geologis, yaitu meletusnya Gunung Krakatau di tahun 1883 M. Faktor ekonomi, yaitu Persengketaan tanah Negara, Adanya kedudukan sosial. Faktor sosial, yaitu adanya pembegalan, penyamun dan perampok, dan Bangkitnya keagamaan.
            Rencana – rencana pemberontakan disusun secara matang oleh kaum pemberontak, seperti mengumpulkan senjata, melakukan kegiatan pencak silat dan merekrut anggota pemberontakan. Pada tanggal 22 April 1888 M. pemimpin pemberontak dan pengikutnya bersumpah di Masjid. Pada tanggal 8 Juli 1888 M. kaum pemberontak melaksanakan arak – arakan di cilegon. Pada tanggal 9 Juli 1888 M. pemberontakan dimulai. dengan Haji Wasid sebagai Pemimpin tertinggi pemberontakan. Pada awalnya kaum pemberontak dapat menguasai cilegon. Namun, kaum kolonialis datang dari Batavia menuju ke Banten untuk meredakan pemberontakan tersebut. terjadilah pertempuran diantara kedua belah pihak. Dan kaum pemberontak akhirnya dapat dilumpuhkan.





11
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Historia, Makalah Sejarah populer Pertama di Indonesia , http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888, akses 02/08/September 2017.
Masyrifah, Ainun. Makalah pemberontakan Petani Banten 1888, http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888, akses 03/08/September 2017.

Ditulis Oleh : Mr.Fm15 // Oktober 20, 2017
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.