BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Permasalahan
Logika merupakan suatu studi tentang metode
dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membedakan penalaran yang tepat dari penalaran
yang tidak tepat.Salah satu bentuk penalaran tersebut yaitu penyimpulan silogisme.
Silogisme merupakan
salah satu bagian dari penalaran (inferensi).Dalam inferensi, silogisme masuk kedalam
bagian penalaran tidaklangsung. Silogisme juga merupakan sebuah penyimpulan,
dimana dari dua keputusan (premis-premis) disimpulkan suatu keputusan baru yang
berhubungan erat dengan premisnya.
Di dalam penyimpulan silogisme terdapat lima macam penyimpulan,
yaitu silogisme kategorik, silogisme hipotetik, silogisme disyungtif, silogisme
konjungtif dan dilema. Dalam makalah ini akan diuraikan lebih jelas mengenai pengertian,
jenis-jenis, beserta contoh dari silogisme.
2.
RumusanMasalah
1.
Apa definisi dan
makna dari silogisme ?
2.
Jelaskan contoh-contoh
dari silogisme !
3.
Jelaskan jenis-jenis
silogisme dalam Logika !
3.
TujuanPenulisanMakalah
1.
Dapat menambah
pengetahuan mengenai silogisme dalam logika.
2.
Dapat menjelaskan
lebih rinci mengenai apa definisi dan makna dari silogisme, jenis-jenis silogisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Silogisme dalam logika
Silogisme
merupakan salah satu bagian dari penalaran, atau dalam logika disebut dengan
inferasi. Dalam inferensi, silogisme masuk ke dalam bagian penalaran tidak
langsung.
Silogisme adalah
suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Silogisme merupakan
bentuk formal dari logika deduksi, ciri dan sifat dalam penyimpulan silogisme
yaitu : konsistensi, premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
Dalam penyimpulannya
silogisme adalah merupakan pola berpikir yang tersusun dari dua pernyataan dan
satu kesimpulan.
B.
Jenis-jenis
silogisme
Silogisme terdiri dari silogisme kategorik, silogisme hipotetik,
silogisme disyungtif maupun melalui dilema.
1.
Silogisme
kategorik
Silogisme
kategorik adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik .
demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan
proposisi universal.
2.
Silogisme
hipotetik
Silogisme
hipotetik adalah silogisme yang premis mayornya berupa proposional hiponetik
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau
mengingkari term konsekwen premis mayornya.
3.
Silogisme
Disjungtif
Silogisme
disjungif adalah silogisme dimana premis mayor maupun minornya, baik salah satu
maupun keduanya merupakan keputusan disjuntive atau ada juga yang mengatakan
bahwa silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk
proposional disjungtive.
4.
Silogisme
Konjungtif
Silogisme
konjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu proposi konjungtif.
Silogisme konjuktif hanya mempunyai satu corak.
5.
Dilema
Dilema adalah
argumentasi, bentutknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan
silogisme disyungtif. Ciri dari dilema adalah konklusi yang diambil selalu
tidak menyenangkan.
C.
Contoh
silogisme
Setiap manusia akan mati M = P
Naratoma adalah manusia S = M
Jadi naratoma akan mati S = P
S = naratoma
M = manusia
P = makhluk hidup
yang dapat mati
Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa :
(1). Term mayor merupakan predikat (P) dalam kesimpulan. Term ini
harus terdapat dalam kesimpulan, dan salah satu dari premisnya dan biasanya
pada premis pertama. Premis yang mengandung predikat (p) disebut premis mayor.
Dinamakan mayor karena merupakan keputusan besa, dimana predikat (p) lebih luas
dari pada subjek (s) dan biasanya merupakan keputusan yang lebih umum.
(2). Term minor merupakann subjek (s) dari keputusan, dan juga
terdapat dalam premis,biasanya pada premis kedua. Premis yang mengandung subjek
(s) disebut premis minor atau keputusan keci, karena subjek (S) kurang jelas
bila di sandingkan predikat (P), dan biasanya merupakan keputusan yang lebih
konkrit.
(3). Term antara atau term tengah yaitu term yang terdapat dalam
dua premis (mayor dan minor) tetapi tidak terdapat dalam kesimpulan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Silogisme merupakan salah satu
bagian dari penalaran, atau logika disebut dengan inferensi, silogisme masuk ke
dalam bagian penalaran tidak langsung ( inferensi tidak langsung ). Silogisme
adalah inferensi tidak langsung yang kesimpulannya ditarik hanya dari dua
premis aja.
B.
Daftar Pustaka
Suyahmo. 2014. Logika.
Yogyakarta: Magnum Pustaka Umum
0 komentar:
Posting Komentar