Blogger templates

Jumat, 20 Oktober 2017

Silogisme dalam Ilmu Logika


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Permasalahan
Logika merupakan suatu studi tentang metode dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat.Salah satu bentuk penalaran tersebut yaitu penyimpulan silogisme.
Silogisme merupakan salah satu bagian dari penalaran (inferensi).Dalam inferensi, silogisme masuk kedalam bagian penalaran tidaklangsung. Silogisme juga merupakan sebuah penyimpulan, dimana dari dua keputusan (premis-premis) disimpulkan suatu keputusan baru yang berhubungan erat dengan premisnya.
Di dalam penyimpulan silogisme terdapat lima macam penyimpulan, yaitu silogisme kategorik, silogisme hipotetik, silogisme disyungtif, silogisme konjungtif dan dilema. Dalam makalah ini akan diuraikan lebih jelas mengenai pengertian, jenis-jenis, beserta contoh dari silogisme.
                       

2.      RumusanMasalah
1.      Apa definisi dan makna dari silogisme ?
2.      Jelaskan contoh-contoh dari silogisme !
3.      Jelaskan jenis-jenis silogisme dalam Logika !
3.      TujuanPenulisanMakalah
1.      Dapat menambah pengetahuan mengenai silogisme dalam logika.
2.      Dapat menjelaskan lebih rinci mengenai apa definisi dan makna dari silogisme, jenis-jenis silogisme.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Silogisme dalam logika
Silogisme merupakan salah satu bagian dari penalaran, atau dalam logika disebut dengan inferasi. Dalam inferensi, silogisme masuk ke dalam bagian penalaran tidak langsung.
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Silogisme merupakan bentuk formal dari logika deduksi, ciri dan sifat dalam penyimpulan silogisme yaitu : konsistensi, premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
Dalam penyimpulannya silogisme adalah merupakan pola berpikir yang tersusun dari dua pernyataan dan satu kesimpulan.

B.     Jenis-jenis silogisme
Silogisme terdiri dari silogisme kategorik, silogisme hipotetik, silogisme disyungtif maupun melalui dilema.
1.      Silogisme kategorik
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik . demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal.
2.      Silogisme hipotetik
Silogisme hipotetik adalah silogisme yang premis mayornya berupa proposional hiponetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari term konsekwen premis mayornya.
3.      Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungif adalah silogisme dimana premis mayor maupun minornya, baik salah satu maupun keduanya merupakan keputusan disjuntive atau ada juga yang mengatakan bahwa silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk proposional disjungtive.
4.      Silogisme Konjungtif
Silogisme konjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu proposi konjungtif. Silogisme konjuktif hanya mempunyai satu corak.



5.      Dilema
Dilema adalah argumentasi, bentutknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan silogisme disyungtif. Ciri dari dilema adalah konklusi yang diambil selalu tidak menyenangkan.

C.    Contoh silogisme
Setiap manusia akan mati                                            M         = P
Naratoma adalah manusia                                           S          = M
Jadi naratoma akan mati                                             S          = P
S          = naratoma
M         = manusia
P          = makhluk hidup yang dapat mati
Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa :
(1). Term mayor merupakan predikat (P) dalam kesimpulan. Term ini harus terdapat dalam kesimpulan, dan salah satu dari premisnya dan biasanya pada premis pertama. Premis yang mengandung predikat (p) disebut premis mayor. Dinamakan mayor karena merupakan keputusan besa, dimana predikat (p) lebih luas dari pada subjek (s) dan biasanya merupakan keputusan yang lebih umum.
(2). Term minor merupakann subjek (s) dari keputusan, dan juga terdapat dalam premis,biasanya pada premis kedua. Premis yang mengandung subjek (s) disebut premis minor atau keputusan keci, karena subjek (S) kurang jelas bila di sandingkan predikat (P), dan biasanya merupakan keputusan yang lebih konkrit.
(3). Term antara atau term tengah yaitu term yang terdapat dalam dua premis (mayor dan minor) tetapi tidak terdapat dalam kesimpulan










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Silogisme merupakan salah satu bagian dari penalaran, atau logika disebut dengan inferensi, silogisme masuk ke dalam bagian penalaran tidak langsung ( inferensi tidak langsung ). Silogisme adalah inferensi tidak langsung yang kesimpulannya ditarik hanya dari dua premis aja.
B.     Daftar Pustaka
Suyahmo. 2014. Logika. Yogyakarta: Magnum Pustaka Umum

Ditulis Oleh : Mr.Fm15 // Oktober 20, 2017
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.